tag:blogger.com,1999:blog-85776601675092388892024-02-21T10:40:29.952+07:00KEPINGAN KEHIDUPANCatatan HarianPipit Pitohttp://www.blogger.com/profile/00653035854958048884noreply@blogger.comBlogger2125tag:blogger.com,1999:blog-8577660167509238889.post-77142035355641399542012-08-03T22:16:00.000+07:002012-08-03T22:16:41.681+07:00Susu, Kopi, dan Cinta<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Kupandangi layar laptop, berkali-kali membaca tulisan tersebut. Kopi Oey Solo, 9 Juli 2011. Itu berarti dua hari lagi aku akan menemuinya. Gadis hasil penelusuran dunia maya.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Satu tahun lalu, aku membaca blog-nya dengan tidak sengaja. Entah apa yang aku cari di Google waktu itu, aku sendiri lupa, sampai mesin pencari paling terkenal di dunia itu menampilkan cuplikan blog-nya. Tulisan di blog-nya berisi cerita pendek mengenai cinta. Hal yang wajar untuk ditulis seorang gadis. Beberapa di antaranya adalah kisah bahagia, beberapa di antaranya bertepuk sebelah tangan. Aku mengikuti blog-nya selama beberapa bulan dan rajin memberi komentar. Sebelum akhirnya dia berhenti menulis hingga saat ini. Beberapa posting terakhir sepertinya berkisah tentang kekecewaan dan patah hati. Posting terakhir di blog tersebut adalah tanggal 27 Agustus 2010.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span><br />
<span style="font-family: inherit;">Aku suka caranya menulis.
Aku mencarinya di Facebook menggunakan nama yang tertera di blog-nya. Voila! Aku mendapatkannya, mengirim pesan, berkenalan, dan add. Voila lagi! Dia meng-confirm-ku. Kita resmi berteman di dunia maya.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span><br />
<span style="font-family: inherit;">Sampai tiba hari ini, kita janjian bertemu untuk pertama kalinya. Aku biarkan dia memilih tempat dan tanggalnya. Tempat tersebut merupakan satu-satunya tempat yang menyajikan minuman favoritnya, Milo Dinosaurus. Tak masalah, kami satu kota dan aku tahu tempat tersebut. Tanggal yang dipilihnya merupakan tanggal ulang tahunnya. Tak masalah, aku seorang jomblo dan tidak mempunyai keharusan berkencan di malam minggu dengan seorang pacar.</span><br />
<span style="font-family: inherit;">Aku memakai kaos putih bergambar Bart Simpson yang aku dobeli dengan kemeja kotak-kotak biru lengan panjang, celana jeans belel, dan sneaker putih. Bart Simpson terlihat konyol untuk bertemu dengan seorang gadis di malam minggu. Well, aku berusaha jujur pada diriku dan orang lain mengenai kepribadianku.</span><br />
<span style="font-family: inherit;">Lima belas menit aku menunggu gadis tersebut sejak jam 18.45. Aku tidak menyalahkannya, aku sengaja datang lebih cepat. Itulah kebiasaanku, lebih baik datang lebih cepat daripada terlambat dan membuat diriku tampak lebih buruk. Seorang cowok duduk di semester akhir dan masih suka menonton The Simpsons itu sudah membuatku tampak cukup buruk bagi orang lain.</span><br />
<span style="font-family: inherit;">Jam 19.05, seorang gadis masuk ke bagian belakang kedai kopi ini, tempat aku duduk sekarang. Itu dia. Manis sekali. Kaos ungu, jaket merah, celana jeans lusuh dan sandal jepit. Dia menenteng tas cokelat yang terlihat masih baru. Kasual, tapi manis dan menggemaskan.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span><br />
<span style="font-family: inherit;">“Adam?” tanya gadis itu sambil memandangi kaosku.</span><br />
<span style="font-family: inherit;">“Seperti yang aku janjikan, kaos bergambar Bart dan tampang bule yang sudah tidak dapat aku ubah-ubah lagi,” jawabku. “It’s nice to meet you on real world, Dian.” Aku mengulurkan tangan untuk berkenalan.</span><br />
<span style="font-family: inherit;">“Don’t use English when we meet face to face like this,” balasnya sambil tertawa ringan dan membalas uluran tanganku.</span><br />
<span style="font-family: inherit;">“Baiklah. Hanya ingin sedikit pamer, sih,” candaku. Aku setengah Indonesia, setengah Inggris. Hidup di Solo sudah selama empat tahun.</span><br />
<span style="font-family: inherit;">“Dasar bule.”</span><br />
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: right; margin-left: 1em; text-align: right;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjUXgpZVlllk95vnzzGKQnFN5JNuDqh2w0ur3uISCe8VWOr8d19QyRQsS1yGlekVT_fizB1ttuNuDlW7zig_aShUp0nAoAFxek8p4u7u9PPqZfwxZvS8WKkKSiafJU-v22ogD76bSbLaCVp/s1600/kopi+vietnam.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjUXgpZVlllk95vnzzGKQnFN5JNuDqh2w0ur3uISCe8VWOr8d19QyRQsS1yGlekVT_fizB1ttuNuDlW7zig_aShUp0nAoAFxek8p4u7u9PPqZfwxZvS8WKkKSiafJU-v22ogD76bSbLaCVp/s200/kopi+vietnam.jpg" width="150" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="font-size: 13px; text-align: center;">Kopi Vietnam</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<span style="font-family: inherit;">Kita berdua tertawa. Awal yang bagus. Aku mempersilakannya duduk. Dia memesan Milo Dino. Sedangkan aku memesan Kopi Vietnam.
“Kau pergi ke kedai kopi, tapi malah pesan susu sebagai minumanmu,” kataku sambil melihatnya menikmati cream Milo Dino-nya.</span><br />
<span style="font-family: inherit;">“Aku benci kopi. Seberapa banyak pun aku menaruh gula di dalamnya, tetap saja pahit. Hidup sudah cukup pahit, kawan.”</span><br />
<span style="font-family: inherit;">“Justru kita harus menelan kepahitan itu sendiri dan membuktikan bahwa kita berani melewatinya.”</span><br />
<span style="font-family: inherit;">“Yuck!” Dian mengernyit. “Kopi itu pahit. Cinta itu pahit. Kopi itu cinta. Hal yang aku hindari.”</span><br />
<span style="font-family: inherit;">“Kau tidak percaya cinta?”</span><br />
<br />
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiXRcaHRzUucfsoxcP6Q5LlI7Z6Z77ccSBx5AXxZCM8NGYutZW_T3Wg0KsNhUz-mBDVsNQSXcLKOnsyB_AeLn80XNlPrsrGmJ9fHYb3vzn4T-n3TUXVcVqGgjAz2FckIEYCSi4LX93hU3ev/s1600/DSC01927.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiXRcaHRzUucfsoxcP6Q5LlI7Z6Z77ccSBx5AXxZCM8NGYutZW_T3Wg0KsNhUz-mBDVsNQSXcLKOnsyB_AeLn80XNlPrsrGmJ9fHYb3vzn4T-n3TUXVcVqGgjAz2FckIEYCSi4LX93hU3ev/s200/DSC01927.JPG" width="150" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="font-size: 13px; text-align: center;">Milo Dino</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<span style="font-family: inherit;">Dian berhenti menikmati cream-nya dan memandangiku. Entah pandangan tidak percaya jika aku menanyakan hal tersebut atau pandangan tidak percaya bahwa dia membuat dirinya sendiri keceplosan menyebutkan filosofinya tentang kopi, cinta, dan pahit. “Bagiku, dua hati yang bersatu hanya terjadi pada orang lain dan film. Bukan diriku,” jawabnya. Muka menggemaskannya berubah serius dan sendu.</span><br />
<span style="font-family: inherit;">“Kau pernah jatuh cinta?” tanyaku.</span><br />
<span style="font-family: inherit;">“Dulu. Kemudian gagal. Jatuh cinta lagi. Dan gagal lagi. Begitu seterusnya. Hingga aku muak dan kehilangan arti cinta itu sendiri.”</span><br />
<span style="font-family: inherit;">“Bagaimana dengan persahabatan? Kau percaya?” Sekarang aku merasa seperti wartawan koran sedang mewawancarai seorang remaja.</span><br />
<span style="font-family: inherit;">“Jika persahabatan termasuk dalam kategori cinta, maka itu adalah satu-satunya cinta yang tidak bertepuk sebelah tangan yang pernah kualami.”</span><br />
<span style="font-family: inherit;">“Kau pernah membicarakan filosofimu ini kepada para sahabatmu?”</span><br />
<span style="font-family: inherit;">“Tidak. Mereka punya pandangan yang positif mengenai cinta. Cinta itu indah, sakral, dan manis. Itu menurut mereka. Aku tidak ingin merusak pandangan mereka. Mereka berhak mempunyai pandangan seperti itu.”</span><br />
<span style="font-family: inherit;">“Suatu saat pasti para sahabatmu akan mempunyai kehidupannya masing-masing, misalnya menikah atau bekerja di suatu tempat yang jauh dan menetap di sana, apa yang akan kau lakukan? Kau sendirian, ditinggalkan oleh cintamu.” Sial. Pertanyaanku sepertinya terlalu mendalam untuk pertemuan pertama. Aku benci mulutku, atau mungkin otakku, yang tidak bisa mengontrol apa yang seharusnya kukatakan.</span><br />
<span style="font-family: inherit;">“Itu… Itu yang selama ini kutakutkan. Entahlah.” Dian memandangiku dengan tatapan takut. “Bagaimana denganmu? Kau percaya cinta?”</span><br />
<span style="font-family: inherit;">“Aku percaya," jawabku. "Dan aku ingin menawarkannya padamu.”</span><br />
<span style="font-family: inherit;">“Apa?”</span><br />
<span style="font-family: inherit;">Aku angkat gelas Kopi Vietnam milikku.</span><br />
<span style="font-family: inherit;">“Jangan harap aku akan meminumnya,” kata Dian.</span><br />
<span style="font-family: inherit;">Aku meletakkan gelasku di hadapannya. Memaksanya. Dian menatap gelasku dengan sangsi, menimbang-nimbang.</span><br />
<span style="font-family: inherit;">“Satu tenggakan saja. Lagian kau punya Milo Dino yang sepertinya jauh lebih manis. Kau bisa meminum Milo Dino untuk menghilangkan rasa pahitnya,” kataku berusaha meyakinkannya. “Kau berhenti menulis blog karena kau tidak percaya cinta lagi, kan?”</span><br />
<span style="font-family: inherit;">“Kau menembak tepat pada sasaran, Adam,” kata Dian yang kemudian disusul dengan satu tenggakan Kopi Vietnam milikku olehnya.</span><br />
<span style="font-family: inherit;">“Yuuuccckkk!!!”
Cepat-cepat Dian menyeruput Milo Dino-nya. Bukan menyeruput, lebih tepatnya menyedotnya.</span><br />
<span style="font-family: inherit;">“BWAHAHAHA!!! Welcome again to a thing called love!!!” seruku sambil mengangkat gelasku. “Selamat ulang tahun dan kembalilah menulis.”</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span><br />
NB: Gambar Kopi Vietnam diambil dari <a href="http://cappucinoletter.com/kopitiamoey-solo.html">Cappucino Letter</a>.</div>Pipit Pitohttp://www.blogger.com/profile/00653035854958048884noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-8577660167509238889.post-76972069371720369762012-04-20T19:00:00.000+07:002012-04-20T19:00:08.315+07:00Beach Boys (Japanese Drama)<div style="text-align: justify;">
Belakangan ini saya kembali nonton serial drama dari Jepang tahun 1997 berjudul <i>Beach Boys</i>. Dulu waktu saya masih SD, saya suka banget nonton <i>Beach Boys</i> di salah satu stasiun TV swasta di Indonesia. Untuk anak seumuran saya waktu, cerita drama di serial ini sangat mudah dimengerti, <i>make sense</i>, tidak muluk-muluk konfliknya, lucu, dan lebih bertemakan drama keluarga dan pertemanan daripada drama percintaan.
<i>Beach Boys</i> terdiri dari 12 episode dan 1 bonus film.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgl_F-6LxIVtalujQysZTNOJG06DOOtPNgDvq2ueSPth50O1U2PsZ6l29nkJpfA33jv5FkLoRZ_Ui09EMX1ul1eIG1WFo3mc7BYLiTCW-OEAqrz_j86BdiikK9PEnUzJB5mbcgamwEc1MI7/s1600/images.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgl_F-6LxIVtalujQysZTNOJG06DOOtPNgDvq2ueSPth50O1U2PsZ6l29nkJpfA33jv5FkLoRZ_Ui09EMX1ul1eIG1WFo3mc7BYLiTCW-OEAqrz_j86BdiikK9PEnUzJB5mbcgamwEc1MI7/s1600/images.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Beach Boys<br />Screen Writer: Okada Yoshikazu<br />Producers: Kameyama Chihiro, Takai Ichiro<br />Directors: Ishizaka Reiko, Sawada Kensaku, Kimura Tatsuaki<br />Music: Takabe Satoshi</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Awal mula cerita di serial ini adalah ketika Sakurai Hiromi (Sorimachi Takashi) dan Suzuki Kaito (Takenouchi Yutaka) bertemu dalam perjalanan menuju sebuah pantai pada saat awal musim panas. Hiromi yang hidupnya serampangan telah diusir oleh mantan kekasihnya, sehingga keadaan memaksanya untuk mencari tempat tinggal baru. Pada awalnya dia tidak merencanakan untuk pergi ke pantai, sampai dia berhenti di pompa bensin (untuk membeli bensin dan membayar dengan uang yang kurang) dan mendapatkan rekomendasi tempat yang bagus saat musim panas dari petugas pompa bensin. Sedangkan Kaito, seorang pekerja kantoran yang sukses di usia muda dan hidupnya sangat teratur, berencana berlibur ke pantai untuk melepaskan tekanan yang dia dapatkan dari kantornya. Dalam perjalanan, Kaito melihat Hiromi sedang mendorong mobilnya yang mogok karena kehabisan bensin (ternyata bensin yang dia beli tadi tetap tidak menyelamatkan nyawa mobilnya). Kaito pun membantunya mendorong mobil sampai tempat tujuan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di pantai itu terdapat sebuah penginapan bernama Minshuku Inn yang dikelola oleh seorang kakek bernama Izumi Masaru (Mike Maki) dan cucu perempuannya yang masih duduk di kelas dua SMA, Izumi Makoto (Hirosue Ryoko). Minshuku Inn sedang membutuhkan seorang pegawai <i>part time</i> untuk membantu mengelola penginapan itu di musim panas. Jadilah Hiromi melamar menjadi pegawai <i>part time</i> di tempat itu, Kaito tetap menjalankan rencananya untuk berlibur dan menjadi <i>costumer</i> di penginapan itu. Seiring berjalannya waktu, Hiromi dan Kaito merasa menjadi bagian dari keluarga dengan Masaru, Makoto, dan Haruko (perempuan pemilik bar dekat Minshuku Inn yang diperankan oleh Inamori Izumi).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjnHFmUXswEt5wvr7WOZDl72ySypC9fHT3AcodFBOx4GufNXBuDZj2SbU46inzKfmiJuJVDm7rls6hrgh8nXa6qF1YaTWNj4ETodsOQpoRqiuPSnMDzVU2Gt9fizUZLdvSCa_eC12DvaqY0/s1600/bbwr.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="268" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjnHFmUXswEt5wvr7WOZDl72ySypC9fHT3AcodFBOx4GufNXBuDZj2SbU46inzKfmiJuJVDm7rls6hrgh8nXa6qF1YaTWNj4ETodsOQpoRqiuPSnMDzVU2Gt9fizUZLdvSCa_eC12DvaqY0/s320/bbwr.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Hiromi, Kaito, Makoto</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ketika Kaito mulai mencintai suasana pantai, musim panas, dan Minshuku Inn, dia dipanggil oleh bosnya untuk kembali bekerja di kota. Hiromi tampaknya berencana untuk tinggal di penginapan tua itu untuk waktu yang lama. Hiromi mulai mengagumi Izumi Masaru yang menurutnya adalah seorang kakek yang "keren" dan <i>lives his own life</i>. Kaito kemudian memutuskan kembali lagi ke penginapan dan bekerja di tempat itu. Suatu keputusan yang berani untuk meninggalkan semua yang dimilikinya di kota. Untuk pertama kalinya dia memutuskan untuk tidak merencanakan apa pun di hidupnya, dia bahkan tidak tahu sampai kapan dia akan bertahan di penginapan yang hanya buka di setiap musim panas itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Belajar dari musim panas, pantai, laut, Minshuku Inn, serta tamu-tamu yang datang dan pergi, Kaito dan Hiromi mulai mencari mimpi-mimpi dan harapan baru dalam hidup mereka.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tokoh favorit saya di sini adalah Hiromi karena meskipun serampangan, dia mempunyai perasan yang sensitif dan tahu harus berbuat apa. Dia juga sering mengeluarkan <i>statement </i>yang <i>touching</i>.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Serial ini saya kasih 5 bintang dari 5 bintang :D</div>Pipit Pitohttp://www.blogger.com/profile/00653035854958048884noreply@blogger.com50